Kiat Sukses Modif Tiger

echo2.jpg

Sering kali seorang biker menyesal melakukan modifikasi hanya karena alasan sepele. “Udah keluar banyak duit kok masih ga sreg juga”. Ga sreg ya, karena model yang dinginkan masih kurang gahar, kurang dinamis, atau kurang kompak. Di sana sini terlihat masih jorok. Bisa juga perasaan seperti itu muncul karena motor masih belum enak dikendarai alias geyal-geyol ga karuan, kurang airodinamis sesuai postur, atau berat ga kuat ngacir. Atau, yang paling penting, modif yang dijalankan belum memenuhi unsur keamanan. Makin lama upaya perbaikan di sana-sini malah membuat kantong semakin cekak. Overbudjet dan paling parah, bosan sebelum proyek modif itu sendiri sempurna.

Ironis memang, modif yang tadinya diharapkan mendatangkan kepuasan dan kebanggaan kini justru mendatangkan rasa frustrasi dan malu. Belum lagi pengorbanan biaya, usaha, dan waktu yang tidak sedikit. Lantas apa kiat kita menghindari masalah-masalah seperti di atas?

Edwin Tutkey, seorang tiger biker yang berpandangan cukup moderat, pernah mengibaratkan bahwa modif itu seperti proyek bangun rumah. “Justru dapurnya yang sering makan banyak biaya”. Maksudnya, pada detil-detil modif itulah kita harus lebih hati-hati karena jika tata letak dan modelnya ga pas, akan menimbulkan kesan kurang sreg dan akhirnya membutuhkan biaya tambahan terus-menerus.

Seseorang bisa saja membuat garis besar modif yang diinginkan layaknya seorang arsitek merancang blue print sebuah rumah. Namun di luar perhitungan di atas kertas, realisasinya kadang-kadang harus meminta tambahan anggaran dan waktu yang tidak sedikit. Bagi seorang hobi modif dan modifikator handal, menganggurkan motor berminggu hingga berbulan-bulan adalah hal lazim. Dana dikeluarkan pun menjadi tak seberapa jika memang dibutuhkan. Namun bagi mereka yang menjadikan tunggangan sebagai aset kerja dan aset sosial, tentu akan sangat menyulitkan kehilangan tunggangan meski hanya untuk beberapa hari atau 2-3 minggu.

echo.jpg

Lantas jika demikian, apa solusinya? Cobalah memperhatikan kiat berikut:

1. Siapkan motor yang anda inginkan untuk dimodif. Sebaiknya pikir matang-matang bahwa motor tersebut sudah saatnya untuk dirombak. Layaknya gaya berpakaian anda, merombak motor pun akan mengeluarkan cukup banyak biaya. Motor yang benar-benar udah payah body sebaiknya memang diremajakan & salah satunya yang paling revolusioner adalah dengan mengubah kaki-kaki dan tampilan body secara keseluruhan. Namun apabila mesinnya yang payah, sebaiknya jangan. Nanti akan lebih merepotkan dan memalukan. “Masak motor cakep mogok euuuuiiiiiyyy”, goda sekelompok cew keren suatu saat pada bang Yogi yang lagi ndorong motor modifnya.

2. Tentukan ke arah mana konsep modif yang anda inginkan. Perjelas lebih dahulu fungsinya bagi anda. Konsep modif ini sebaiknya memang untuk tujuan tertentu. Jika untuk penggunaan harian, anda cukup memilih konsep modif minimalis. Salah satu yang paling jelas dari gaya ini adalah memperbaiki hal-hal yang anda rasakan tidak sempurna. Pada kasus motor tiger, anda bisa memilih antara mengubah kaki-kaki atau mengubah bodi. Banyak yang menganggap bahwa tiger adalah motor sempurna, namun minus beberapa detail. Dan yang mereka maksud adalah kaki-kaki. Jika memang tidak puas dengan ini, silahkan mengaplikasi limbah mengingat kepuasan tertinggi terletak pada modif kaki menggunakan limbah moge (baca artikel Modifikasi Motor untuk Pemula). Harganya relatif terjangkau dibanding membeli kaki-kaki baru dari jenis moge yang sama.

Namun jika anda lebih doyan mengubah style body, bisa segera mencari body fiber maupun plat yang biasanya tersedia di toko-toko asesori maupun bengkel-bengkel modifikasi. Jika menebusnya di toko-toko umum, hasilnya pun akan sering massal alias banyak yang make. Tentu jika ingin lebih puas dan unik, silahkan ke bengkel modif untuk dibuatkan sesuai konsep yang dinginkan.

Lazimnya, modif kaki-kaki akan melahirkan tampilan streetfighter, karena model asli tiger adalah naked bike. Dengan memperbesar kaki-kaki dari limbah moge akan mengensankan motor jenis ini siap untuk melibas segala macam trayek dalam kota. Namun jika anda melakukan modif body apalagi yang disertai perubahan model fairing, maka hasilnya sering kita sebut gaya “sport bike”.

3. Diskusikan dengan modifikator atau teman-teman anda mengenai konsep tersebut. Sesuaikan dengan budjet. Terutama sekali anda harus cerewet mengenai sejumlah detail. Mintalah dari modifikator itu konsep yang ia siapkan berdasarkan keinginan anda, kalo perlu minta contoh (foto) motor yang telah jadi. Tanyakan hingga detil-detil, biaya total dan berapa biaya paling rendah seandainya anda tidak perlu mengubah beberapa detil dari konsep/contoh yang disodorkan.

4. Setelah memperoleh konsep awal, bawalah ke rumah untuk ditimbang-timbang. Jangan memutuskan di bengkel saat itu juga karena psikologi anda tentu tertekan dan bisa jadi anda overexcited (terlalu senang). Pertimbangan manfaat hingga gaya yang anda inginkan dan jangan ragu meminta saran dari keluarga dan rekan-rekan lain yang mungkin akan membantu.

5. Reviu lagi baik-baik. Hitung biaya total dan hitung lagi biaya baru seandainya sejumlah detil tadi dihilangkan.

6. Jika anda telah memutuskan antara modif total sesuai konsep awal dari modifikator ataukah hanya sebagian saja, saatnya anda menghubungi modifikator lain untuk opini harga lain (second opinion) untuk memperoleh pilihan lain (second option). Jika sudah puas membanding-bandingkan, sekarang anda bisa kembali ke bengkel atau toko yang anda inginkan.

7. Buatlah kontrak yang jelas dengan modifikator menyangkut biaya dan termin pembayaran, kualitas dan waktu pengerjaan. Biasakan untuk selalu menjenguk secara rutin untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana. Jagalah agar tidak terjadi tawaran-tawaran konsep/detil baru yang bisa berakibat anggaran melebihi budjet.

8. Jangan lupa memeriksa secara rinci detil dan keseluruhan hasil modif setelah motor kelar. Jika perlu buatlah berita acara mengenai kondisinya sebelum diterima. Pastikan semuanya beres sebelum serah terima dan pembayaran lunas.

9. Usahakan semua berjalan lancar dan persuasif. Setiap komunikasi kita dengan modifikator akan berdampak pada pelayanan aftermodif nantinya. Setiap kendaraan modif pastilah memiliki tingkat “resiko” dan “krisis” yang berbeda dengan motor standar. Karena itu tidak semua mekanik umum bisa menanganinya. Yang terbaik menangani apabila terjadi trouble adalah modifikatornya sendiri. Karena itu komunikasi anda yang baik (dan juga pembayaran yang baik) akan memberi kepuasan kepada masing-masing pihak, dan semoga demikian juga pada kerjasama lain aftermodif.

Selamat mencoba motor modifnya mas bro.

0 komentar:

Posting Komentar